Meningkatkan Kemampuan Baca

Bagaimana tanggapanmu mengetahui minat baca orang Indonesia yang menduduki peringkat 60 dari 61 negara?
Sungguh berbanding terbalik dengan peringkat penggunaan internet dengan akses melalui ponsel pintar (smartphone) yang berada pada angka 60%. Artinya sebagian besar orang Indonesia aktif menggunakan smartphone setiap hari.

Buku adalah jendela dunia. Dengan membaca buku kita dapat menjelajah ke penjuru dunia tanpa harus menginjakkan kaki ke sana satu per satu. Ya, buku sekeren itu dan lebih keren lagi jika setiap orang mengetahui dan mau melakukannya. 

Pada dasarnya membaca adalah sebuah kegiatan memperkaya diri. Mengetahui lebih banyak dari pada sebelumnya.
Namun kadang-kadang ketika kita selesai membaca sebuah buku, lalu diminta untuk memaparkan apa yang telah dibaca tetapi kita tidak mampu. Ini katanya disebut pembaca yang dangkal.
 
Maka dari itu, diperlukan cara untuk meningkatkan kemampuan membaca:
Pertama-tama kita harus tau dulu alasan “Mengapa saya harus membaca?”
Setelah tau alasan membaca sebuah buku, pertanyaan berikutnya adalah “Apa yang buku tersebut paparkan dan apa yang saya dapatkan dari buku tersebut?

Bisa juga membuat sebuah jurnal,  dalam jurnal tersebut pada sudut atas tulis pertanyaan "Mengapa"? atas setiap judul buku yang ada dalam daftar list baca.
Tujuannya supaya tidak melupakan alasan membaca buku tersebut. Karena jika pada awalnya kita mengetaui mengapa melakukan sesuatu, bisa dipastikan hasilnya akan jauh lebih maksimal dari sekadar melakukannya.

Selanjutnya adalah Menyeleksi dan Memilih bacaan.
Penting juga untuk mengetahui buku apa yang perlu di baca. Misalnya saya sedang mengikuti lomba menulis puisi, maka saat-saat itu saya akan lebih sering membaca buku-buku puisi bukan buku novel.
Hal ini akan sangat membantu saya dalam menyusun kata menjadi sebuah rangka puisi.

Dalam kata-kata Donald H. Weiss “Bacalah apa yang anda perlukan, ketika anda perlu membacanya”. Katanya ini adalah salah satu alasan mengapa penerbit menuliskan daftar isi pada sebuah buku.

Lalu berikutnya lagi adalah Kapan dan di mana?
Bagi saya sendiri, membaca buku bisa kapan dan di mana saja tanpa batasan tertentu. Yang penting tau mengkondisikan situasi. 
Misalnya, luangkan waktu di pagi hari sebelum berangkat beraktifitas untuk membaca minimal 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) halaman.
Pada saat sedang istirahat atau sedang menunggu dosen. atau pada saat jam pulang kuliah/kantor dan ingin menghindari kemacetan, memanfaatkan waktu untuk hal-hal positif seperti baca buku adalah pilihan yang tepat.


Ini yang saya lakukan sih, bukan maksud menggurui :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RuBI Toraja: Guru Aktif, Kolaboratif dan Kreatif

Kedelapan yang Pertama

Keluh kesah