sepucuk surat rindu


jangankan mengingatmu, mengingat hal-hal kecil pada diriku sendiri saja kadang tak pernah
aku sibuk...sibuk sekali
tapi entah apa yang membuatku sibuk

aku lupa bahwa ternyata dulu betapa aku dan kau sangat dekat
dan kini, aku tak pernah memberimu kabar
sedangkan kau masih saja mengkhawatirkanku

tenanglah! aku baik-baik saja
walau aku tak dapat menyimpulkan masih sebaik dulu saat masih bersamamu
tapi aku telah berusaha hidup mandiri
sama seperti yang engkau selalu ajarkan

di sini...hari-hariku diisi dengan berbagai rutinitas di balik meja kerja
bukankah ini yang kau inginkan sejak dulu? ah..bukan. Akulah yang menginginkannya

Aku ingat sekarang, dulu sekali saat masih bersama kau
suatu waktu di bawah teriknya mentari
di tengah pematang sawah, kau menanyaiku tentang sebuah cita-cita
ingatkah kau jawaban polosku?

aku hanya tak mengerti apa yang kau bicarakan, tak bisakah kau memakai bahasa kanak-kanak?
kau tersenyum dan mulai bercerita lalu melupakan apa yang sedang kita kerjakan.

Ku tanya lagi, ingatkah kau jawabanku?
asal kau tau, itu adalah jawaban yang paling aku ingat dari semua pertanyaan yang orang ajukan padaku. Aku hanya baru menyadarinya

jika kau tidak tahu alasan sebenarnya dari jawabanku siang itu, sekarang saja aku beri tahu. Sesungguhnya aku bosan dengan pekerjaan mu
sejak pagi aku sudah tak mampu lagi tetapi aku malu mengakui betapa lemahnya aku dalam pekerjaanmu itu. Aku takut membuatmu tersinggung.
oh tapi aku rasa kau mengetahuinya dari raut wajaku, kau terlalu terlambat mengatakannya disaat matahari telah akan turun ke tempat persembunyiannya?
ah kau sungguh curang

kau juga kini perlu tau bahwa aku benar-benar jadi seperti bayangan itu.
aku bekerja keras. dan aku bahagia


Maaf, aku bahkan lupa menyapamu
apa kabarmu? baik-baik sajakah?
ku dengar kau telah pindah, tak menetap lagi di rumah itu?
ada apa denganmu? kau ada di mana?

 aku sangat rindu padamu. Walau aku tak menyukai setiap kali kau marah-marah tak jelas. Atau kau menyuruhku mencabuti rambut putihmu
tahukah kau kasih sayangmu membuatku betah berlama-lama denganmu
jadi sekarang bagaimana aku menemuimu?
aku bahkan tak punya kontak mu. Atau paling tidak alamat yang memungkinkan aku mengirimkanmu sepucuk surat rindu.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

RuBI Toraja: Guru Aktif, Kolaboratif dan Kreatif

Kedelapan yang Pertama

Keluh kesah