Terbentur, Terbentuk

Suatu waktu di pertengahan purnama pertama 2018, aku berkesempatan menginjakkan kaki ke pulau seberang. Bukan tanpa alasan ke sana tetapi untuk tujuan sebuah gerakan sosial pendidikan. Tentang kegiatan sosial itu akan kuceritakan di lain waktu dengan baik.

Kali ini aku ingin share tentang sebuah pengalaman kecil nan berarti dari perjalanan panjangku di sana.
Adalah si pendiam nan cerewet jika sudah kenal dekat. Namun ternyata sisi cerewet itu kali ini tidak berlaku. Tidak berlaku sama sekali.
Kau sebut apa jika aku mendadak menjadi orang asing bagi diri sendiri di daerah asing pula? berangkat ke pulau dengan bermodalkan nekad (sesuatu dalam diri berkata: mumpung sudah di sini, kenapa tidak mencoba? Ayolah keluar dari zona nyamanmu). Maka aku pun meng-iya-kan berangkat. Saat itu semesta sedang tak bersahabat. Perahu yang kami tumpangi terseok-seok. Ku lirik sekelilingku namun mereka terlihat tenang dan malah asik bercengkerama. Lalu aku? benar-benar ketakutan. Seorang temanlah yang menjadi kekuatanku saat itu.

Aku rasa aku belum dewasa dalam perjalanan ini.
Bertahan hanya kurang lebih enam belas jam di pulau dan pulang seorang diri. (disebut apa pula orang yang seperti ini?) well, itu aku.
Ke pulau dengan nekad tinggi dibarengi ketakutan luar biasa dan bahkan hampir nangis saat itu, kemudian pulang ke Mataram seorang diri dengan modal nekad pula tapi bedanya kenekatan kali ini melampaui batas. Aku tidak takut sama sekali.

OK. Gili memang sungguh indah. Ku sarankan ke sanalah jalan-jalan. Lepaskan penat dari setiap kesibukan dan hiruk-pikuk kota mu atau segala kegalauanmu. Di sana kau akan menemukan keteduhan. Jangan lupa kau pandangi setiap sudut semestanya. Aku yakin kau pasti menemukan semangat untuk bertekun lagi.

Di Mataram aku menemukan orang-orang luar biasa yang mengajarkan banyak hal tentang ketidak-dewasaan itu. Orang yang secara insidentil bertemu dan pada akhirnya menjadi seperti saudara.
Seseorang dari mereka mengatakan demikian: cobalah untuk berfikir positif kepada siapa saja walaupun saat ini kamu tak setuju dengan pendapatnya atau bahkan perbuatannya. Cobalah untuk banyak berbaur. Cobalah untuk menggali potensi dirimu,dan banyak hal lain dari setiap sharing bermanfaat kala itu.

Dari sana aku belajar banyak hal. Mengerti sedikit lebih banyak tentang dunia luar, tentang dunia dewasa itu.
Ketika terkungkung dalam pikiran sempit, pada saat terbentur akan kesulitan bangkit lagi. Maka cobalah..cobalah lagi banyak hal.
Mungkin pada awalnya kau akan terbentur, terbentur, terbentur tetapi setelahnya pasti terbentuk.

Matur tampiasi kak :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RuBI Toraja: Guru Aktif, Kolaboratif dan Kreatif

Kedelapan yang Pertama

Keluh kesah