Catatan Akhir Tahun 2018

Tulisan ini adalah kumpulan perjalanan selama setahun

Diawali sebuah kabar baik lolos menjadi relawan pengajar di Kelas Inspirasi Lombok 5. Dalam perjalanan tersebut banyak kisah yang melahirkan beberapa syair. Kini, terangkum dalam buku berwarna coklat. Suatu saat akan kuceritakan padamu.
Di sana, pada suatu malam yang terlihat tenang, diisi beberapa hati yang tidak tenang. sedang gunda gulana lalu melampiaskannya dalam sesi curhat tak berujung di perjalanan ke suatu tempat bernama Kopi Pancing.
Entalah, tempatnya yang memancing tangis di selah tawa, atau aku yang memancing perkara air mata timbul kepermukaan

Terbentur lalu terbentuk dari setiap interaksi dalam dunia kerelawanan tersebut membawa banyak makna mendalam. Bersyukur karena mendapat banyak pelajaran yang kemudian dicangkok di Kelas Inspirasi Makassar 6. Salah satunya usaha kampanye Zero Waste

Dalam kesempatan yang baik di Kelas Inspirasi Makassar 6 (KIM 6) untuk pertama kalinya benar-benar merasakan menjadi fasilitator yang sesungguhnya. Menurutku, menjadi fasilitator harus push the limit kemampuan diri sendiri untuk belajar banyak hal.

Waktu begitu cepat berlalu. April akan berakhir, namun tak beriringan dengan tumpukan laporan pajak yang tak jua menipis di samping meja kerja dalam ruang penuh sejuk buatan, bernama kantor.
Puji Tuhan saat itu dipercayakan mengurus beberapa pajak badan maupun pribadi. Sulit memang, tapi kita hanya perlu memahami dan menerapkan konsep Now and Here.

Mei yang kunanti tiba jua. Kusebut "Kedelapan yang Pertama" untuk perjalananku dalam kegiatan Makassar International Writers Festival. Tergabung dalam divisi Creative Content yang bekerja dari pagi sampai pagi lagi selama satu minggu mengajarkan untuk bekerja, belajar dan bersyukur lebih banyak dari biasanya.
Dari sini aku menumpahkan kerinduanku pada dunia literasi. Menemukan orang-orang yang punya kesukaan yang sama dan bercerita panjang lebar tentang buku, film dan lain-lain.
Betapa sangat membahagiakan ketika mendapatkan teman baru yang rasanya sudah bertahun-tahun kenal hanya karena punya kecintaan yang sama pada buku.

Waktu terus bergulir. Seremeh apapun hal yang kita kerjakan, kita harus melakukannya dengan baik bukan? karena kita tak pernah tahu suatu saat hal-hal yang kita kerjakan dengan sepenuh hati akan bermanfaat lebih besar bagi orang lain.

Ruang Berbagi Ilmu hadir dalam purnama Juni yang penuh semangat membara. Kurasa candu menjadi relawan pendidikan sudah mengisi relung jiwa ini.
Tak boleh sekadar membawa nama tapi lebih dari pada itu hatilah yang utama. Ketika hati bekerja maka yang terlahir adalah ketulusan berbagi kebaikan pada siapapun

September kegiatan RuBI dilaksanakan di Gedung Keuangan Negara.
Speechless. Intinya kegiatan ini berjalan dengan sangat baik di luar yang aku bayangkan. Sampai nangis terharu diakhir kegiatan :(
Terima kasih untuk semua yang telah terlibat. Percayalah bahwa setiap pertemuan tak pernah terjadi secara kebetulan. Semuanya telah didukung oleh semesta.
Suatu malam dalam purnama September, selepas kurus Perpajakan di kursi tunggu Graha Pena dalam sebuah diskusi dengan teman yang notabene jauh berpengalaman, terlontar seuntai kalimat pembakar semangat yang akan selalu teringat di relung sukma raga ini. Katanya: " kamu ini masih sangat muda, teruslah di jalur ini sampai nanti jika kamu berada pada usia seperti saya, tengoklah dan bandingkan dengan dirimu pada saat itu. Saya yakin kamu akan lebih sukses dari pada saya". Amin, Terima kasih kak :)

Oktober penuh berkat. Saat itu diberikan kesempatan bergabung dalam kegiatan Kementerian Parawisata oleh Genpi Sulsel  yaitu Pasar Lontara. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya-budaya Sulawesi Selatan serta jajanan-jajanan khasnya. Sebuah kegiatan yang menambah daftar pengalamanku.

November kembali diwarnai dengan Ruang Berbagi Ilmu. Ngadain family gathering yang menghasilkan RuBI Makassar Goes To School. Terima kasih juga atas undangan untuk RuBI dari Kementerian Keuangan dalam briefing Kementerian Keuangan Mengajar. Kebaikan itu memang Menular.

Desember ditutup dengan kabar sukacita. Kusebut sebagai kado Natal yang sungguh baik. Saat itu masih dalam masa adven ketiga yang berarti kasih dan sukacita dan mendapat pengumuman bahwa  dinyatakan lolos menjadi Volunteer KITA Bhinneka Tunggal Ika. Sebuah Yayasan yang bergerak dalam lingkup pendidikan perdamaian dan anti kekerasan.

Sisa waktu kuhabiskan dengan keluarga. Sangat pas dengan tema natal tahun ini tentang keluarga.
Tuhan sungguh baik merancang kehidupan ini.

Melalui setiap hari-hari itu tidaklah mudah bahkan kadang berkejaran dengan waktu. Alhasil 2018 membuatku menjadi seorang yang ahli manjat pagar karena keseringan terlambat pulang ke rumah.
Tetapi bukan itu point utamanya karena yang utama adalah bahwa semua itu mampu terlampaui karena sebuah konsep yang kupegang.
What About Your Purpose? Set  your Priorities Based on Your Purpose.

Puji Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RuBI Toraja: Guru Aktif, Kolaboratif dan Kreatif

Kedelapan yang Pertama

Keluh kesah